Sebagai dua negara tetangga yang tergabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dan memiliki sejarah panjang kerja sama ekonomi, Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan dagang yang sangat erat dan saling menguntungkan. Kedekatan geografis, persamaan budaya, serta integrasi dalam rantai pasok regional menjadikan kedua negara ini mitra strategis dalam perdagangan internasional.
Dengan total nilai perdagangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, kerja sama ini menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Mari telusuri lebih jauh terkait kerja sama ekonomi yang dilakukan antar dua negara ini.
Awal Mula Kerja Sama Malaysia dan Indonesia
Indonesia pertama kali menjalin hubungan resmi dengan Malaysia pada tahun 1957, setelah Malaysia merdeka. Walaupun awal mula hubungan kedua negara ini berjalan kurang mulus karena adanya konfrontasi, tapi hubungan Indonesia dan Malaysia perlahan membaik dan justru saling mendukung satu sama lain untuk perkembangan masing-masing negara menjadi lebih maju.
Sebagai sesama anggota pendiri ASEAN yang didirikan pada tahun 1967, Indonesia dan Malaysia memiliki peran penting dalam membentuk stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, serta integrasi kawasan Asia Tenggara. Dalam kerangka ASEAN sendiri, hubungan keduanya berkembang dari sekadar hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis yang mencakup sektor perdagangan, investasi, energi, keamanan maritim, hingga transformasi digital.
Baca Selanjutnya: Daftar Kerja Sama Komoditas Ekspor Impor Singapura Indonesia
Hubungan kedua negara ini juga diperkuat melalui berbagai kesepakatan regional seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang mendorong penurunan tarif antarnegara anggota, serta perjanjian kerja sama lintas batas di bidang logistik, kepabeanan, dan fasilitasi perdagangan.
Indonesia-Malaysia-Thailand Gold Triangle (IMT-GT)
Kerja sama yang dilakukan antara Indonesia, Malaysia dan Thailand ini memiliki fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui integrasi berbagai sektor strategis seperti pertanian, pariwisata, energi dan transportasi. Diresmikan pada tahun 1993 silam, kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan rantai pasok lintas batas negara, mengembangkan kawasan industri berbasis lokal serta menguatkan peran UMKM dalam perdagangan antar negara.
Kesepakatan Lanjutan dalam Forum Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC)
Salah satu forum utama yang menjadi wadah penguatan kerja sama bilateral ini adalah Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC), sebuah mekanisme strategis tingkat Menteri Luar Negeri yang berfokus untuk meningkatkan sinergi lintas sektor antara kedua negara.
JCBC berfungsi sebagai platform formal untuk mendiskusikan berbagai isu krusial, mulai dari kerja sama perdagangan dan investasi, perlindungan tenaga kerja migran, pengelolaan wilayah perbatasan, hingga respons terhadap tantangan global. Melalui forum ini, Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk terus memperkuat hubungan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pertemuan terakhir JCBC ke-16 sendiri digelar pada 20–21 November 2018 di Kuala Lumpur. Forum ini dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi serta Menteri Luar Negeri Malaysia saat itu, Dato’ Saifuddin Abdullah. Beberapa poin utama yang dibahas pada forum JCBC ini antara lain:
- Komitmen kedua negara untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Malaysia, serta pencegahan praktik perdagangan manusia.
- Diskusi terkait peningkatan volume perdagangan, promosi investasi lintas sektor serta penyederhanaan hambatan non-tarif.
- Upaya bersama melawan kampanye negatif terhadap minyak kelapa sawit dan memperkuat posisi komoditas tersebut di pasar global.
Komoditas Ekspor Impor Malaysia dan Indonesia
Setelah memahami beragam bentuk kerja sama ekonomi yang telah terjalin antara Indonesia dan Singapura, kini saatnya membahas komoditas utama yang paling banyak diperjual belikan antar kedua negara. Arus perdagangan antara Indonesia dan Malaysia mencerminkan kebutuhan industri serta arah kebijakan ekonomi masing-masing negara.
Berikut ini adalah daftar komoditas ekspor utama dari Malaysia ke Indonesia sepanjang tahun 2023, berdasarkan data perdagangan internasional terkini.
Daftar Komoditas Ekspor Terbesar dari Malaysia ke Indonesia 2023
No | Komoditas | Volume (Ton) | Nilai Ekspor (USD Juta) |
1 | Produk kimia dan petrokimia | 1.100.000 | 2.700 |
2 | Mesin dan peralatan listrik | 540.000 | 1.800 |
3 | Aluminium dan produk turunannya | 220.000 | 950 |
4 | Produk makanan olahan | 190.000 | 600 |
5 | Minyak bumi olahan (refined petroleum) | 880.000 | 1.500 |
Jika dilihat dari tabel di atas, diketahui bahwa Malaysia lebih banyak mengekspor produk jadi dibandingkan bahan baku mentah. Hal ini dikarenakan proses hilirisasi dan industrialisasi di Malaysia telah berjalan lebih baik dibanding Indonesia, sehingga komoditas yang dikirimkan ke Indonesia sudah menjadi produk akhir.
Setelah mengetahui daftar komoditas ekspor dari Malaysia ke Indonesia, kini mari ketahui lebih lanjut susunan komoditas ekspor terbesar dari Indonesia ke Malaysia sepanjang tahun 2023.
Daftar Komoditas Ekspor Terbesar dari Indonesia ke Malaysia 2023
No | Komoditas | Volume (Ton) | Nilai Ekspor (USD Juta) |
1 | Minyak kelapa sawit dan turunannya | 4.200.000 | 3.500 |
2 | Batubara | 5.800.000 | 2.900 |
3 | Produk karet dan barang dari karet | 320.000 | 800 |
4 | Bahan kimia organik | 150.000 | 430 |
5 | Ikan dan hasil laut | 180.000 | 220 |
6 | Kayu dan produk turunannya | 140.000 | 200 |
Berbeda dengan Malaysia yang mayoritas mengekspor produk jadi ke Indonesia, Indonesia justru lebih banyak mengekspor bahan baku mentah maupun produk setengah jadi ke Malaysia. Kondisi ini mencerminkan bahwa proses industrialisasi dan hilirisasi di Indonesia belum sepenuhnya optimal, sehingga kapasitas dalam mengolah sumber daya alam menjadi produk akhir masih terbatas.
Namun demikian, Indonesia saat ini tengah berada dalam fase transisi menuju penguatan sektor industri, khususnya melalui program hilirisasi nasional. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor, memperkuat daya saing produk domestik, dan menciptakan struktur ekonomi yang lebih berorientasi pada industri pengolahan. Dengan demikian, di masa mendatang Indonesia diharapkan dapat lebih mandiri dalam memproduksi dan mengekspor barang bernilai tinggi, sekaligus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global.
Letak geografis yang berbatasan langsung tentu membuat hubungan Indonesia dan Malaysia sangat aktif. Meskipun hubungan tersebut tidak selalu berjalan mulus, Indonesia dan Malaysia terus bertumbuh sebagai dua negara Asia Tenggara dengan berbagai kelebihan yang dimiliki. Maka dari itu, wajar jika Malaysia merupakan salah satu negara yang sering menjalin hubungan perdagangan dengan Indonesia, dan juga sebaliknya.
Bagi Anda pemilik bisnis yang aktif melakukan aktivitas ekspor impor, baik dengan Malaysia maupun negara lain, Anda kini harus melakukan perhitungan risiko dengan lebih baik untuk meminimalisir terjadinya kerugian akibat keadaan geopolitik yang tidak menentu. Untuk melakukan perhitungan risiko yang komprehensif, tentu dibutuhkan informasi terbaru dan terpercaya terkait aktivitas dagang dunia.
Untuk menghadapi masalah tersebut, Trade Intelligence Indonesia hadir untuk membantu Anda. Dengan produk TradeInt dari Trade Intelligence Indonesia, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi perdagangan internasional penting, untuk pengambilan keputusan yang lebih terpercaya
Platform TradeInt hadir dengan berbagai fitur fungsional yang mudah digunakan seperti informasi detail dari Bill of Lading (B/L), informasi pengiriman barang dari seluruh pelabuhan di dunia, hingga data ekspor impor komoditas produk tertentu. Semua informasi yang tersedia di TradeInt juga didapatkan dari sumber terpercaya dan rutin diperbarui.
Ingin tahu bagaimana Trade Intelligence Indonesia bisa membantu bisnis Anda lebih jauh? Hubungi kami untuk dapatkan demo gratis secara langsung dengan tim kami!