Pada awal April 2025 kemarin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan sebuah kebijakan finansial yang mengagetkan seluruh dunia dengan penetapan tarif resiprokal kepada banyak negara yang aktif melakukan ekspor-impor dengan AS. Indonesia sendiri juga terkena tarif resiprokal sebesar 32%, yang berarti bahwa semua barang lokal Indonesia yang memasuki pasar Amerika Serikat akan dikenakan tambahan biaya 32%.
Hal ini tentunya membuat banyak pihak harus memutar otak agar bisnis mereka tetap bisa berjalan baik, tanpa menderita kerugian. Sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan hasil ekspor, tentu saja keputusan ini bisa berpengaruh besar pada perekonomian negara.
Mau tahu daftar komoditas ekspor Indonesia apa saja yang terkena dampak tarif resiprokal AS? Simak selengkapnya di bawah ini!
Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Akan Terdampak
Mesin dan perlengkapan elektrik
Salah satu komoditas ekspor Indonesia yang akan terdampak adalah produk mesin dan juga perlengkapan elektrik. Komoditas yang diawali dengan kode HS 85 ini merupakan salah satu barang ekspor andalan. Produk didalam kategori kode HS 85 seperti mesin dan peralatan listrik serta bagian-bagiannya, perekam dan alat reproduksi suara, perekam dan alat reproduksi gambar dan suara televisi, serta bagian dan aksesorisnya.

Daftar negara tujuan ekspor mesin dan perlengkapan elektrik dari Indonesia di tahun 2024
Negara | Kuantitas | Nominal (USD) |
United States | 42,970.9 KG | 113,915 |
Singapore | 73,436.81 KG | 29,376.25 |
Bangladesh | 316,932 KG | 708,594 |
Liberia | 922,5 KG | 14,886.39 |
Sumber: Platform TradeInt
Tekstil (pakaian, aksesoris rajutan hingga alas kaki)
Industri fashion juga tidak luput dari pantauan. Indonesia juga diketahui sebagai salah satu eksportir tekstil atau pakaian terbesar di dunia, yang juga dikenal akan kualitas produknya yang bagus. Banyak merek fashion terkenal dunia yang membuat produknya di Indonesia seperti Nike, Levi’s, H&M dan juga Zara.
Dilansir dari platform TradeInt, Amerika Serikat dan Singapura merupakan salah dua dari banyak negara yang paling banyak mengekspor produk pakaian dari Indonesia sepanjang tahun 2024. Kuantitas barang tekstil yang diekspor dari Indonesia ke Amerika Serikat juga sangat banyak, totalnya bisa ratusan ribu hingga jutaan kilogram produk. Implementasi peraturan Trump pada penetapan tarif resiprokal tentu saja bisa menaikkan harga pakaian sehari-hari masyarakat Amerika Serikat.
Lemak dan minyak hewani/nabati
Komoditas pangan seperti produk lemak dan minyak hewani maupun nabati juga menjadi salah satu barang yang banyak diimpor Amerika Serikat dari Indonesia. Hal ini dikarenakan kekayaan daerah Indonesia yang penuh akan sumber daya alam, sehingga menghasilkan banyak produk lemak dan juga minyak hewani/nabati untuk konsumsi sehari-hari.
Produk lemak maupun minyak hewani/nabati yang dimaksud juga bervariasi, diantaranya seperti minyak goreng untuk memasak, minyak zaitun, minyak ikan hingga lilin lebah. Diketahui dari platform TradeInt, kisaran nilai produk lemak dan minyak hewani/nabati yang diekspor Amerika Serikat dari Indonesia bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta dollar.
Komoditas dari Indonesia ini kemudian disebarkan ke berbagai daerah di Amerika Serikat seperti New York, Los Angeles, Long Beach, Philadelphia, Baltimore, dan kawasan lainnya.
Batu bara
Batu bara merupakan salah satu sumber data yang banyak dicari negara karena berbagai kegunaannya sebagai sumber energi, bahan baku industri dan juga bahan bakar rumah tangga. Di Indonesia sendiri, diketahui bahwa lebih dari 48% sumber penerangan di Indonesia ditenagai oleh batu bara. Keberadaan batu bara penting karena fungsinya sebagai bahan bakar pembangkit listrik di hampir 40% belahan dunia.
Daftar negara tujuan ekspor batu bara dari Indonesia di tahun 2024
Negara | Kuantitas | Nominal (USD) |
China | 250 billion KG | 12 billion |
United States | 4.1 million KG | 13,1 million |
India | 85 million KG | 4.5 billion |
Italy | 171,716 KG | 1,077,081 |
South Korea | 21,6 billion KG | 1,4 billion |
Malaysia | 4,5 billion KG | 354 million |
Sumber: Platform TradeInt
Keputusan yang diambil Presiden AS Donald Trump dalam menaikkan tarif barang impor tentu saja akan berakibat pada ketidakstabilan ekonomi dunia, mengingat bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu negara terbesar di dunia. Para pelaku usaha di Indonesia yang banyak mengekspor komoditas ke Amerika Serikat, harus menerima konsekuensi atas keputusan ini.
Pemilik bisnis kini harus melakukan perhitungan risiko dengan lebih baik untuk meminimalisir terjadinya kerugian akibat keadaan geopolitik yang tidak menentu. Untuk melakukan perhitungan risiko yang komprehensif, tentu dibutuhkan informasi terbaru dan terpercaya terkait aktivitas dagang dunia.
Untuk menghadapi masalah tersebut, Trade Intelligence Indonesia hadir untuk membantu Anda. Dengan produk TradeInt dari Trade Intelligence Indonesia, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi perdagangan internasional penting, untuk pengambilan keputusan yang lebih terpercaya.
Platform TradeInt hadir dengan berbagai fitur fungsional yang mudah digunakan seperti informasi detail dari Bill of Lading (B/L), informasi pengiriman barang dari seluruh pelabuhan di dunia, hingga data ekspor impor komoditas produk tertentu. Semua informasi yang tersedia di TradeInt juga didapatkan dari sumber terpercaya dan rutin diperbarui.
Ingin tahu bagaimana Trade Intelligence Indonesia bisa membantu bisnis Anda lebih jauh? Hubungi kami untuk dapatkan demo gratis secara langsung dengan tim kami!