Seperti yang kita ketahui, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menetapkan tarif resiprokal pada banyak negara di dunia termasuk Indonesia, tentu saja akan mengakibatkan perubahan besar pada perekonomian negara tersebut. Meskipun sekilas penetapan tarif ini terlihat akan lebih mempengaruhi aktivitas ekspor Indonesia, aktivitas impor juga turut terkena dampak buruk dari kebijakan ini.
Berikut merupakan beberapa komoditas yang banyak diimpor Indonesia dari luar negeri, yang dapat berpengaruh pada kestabilan ekonomi Indonesia.
Masuknya Produk Tekstil Tiongkok ke Indonesia
Tekstil merupakan salah satu industri penting yang menopang perekonomian Indonesia sejak jaman Orde Baru. Industri ini awalnya berdiri sekitar tahun 1922, seiringan dengan kehadiran Textiel Inrichting Bandoeng (TIB). Kala itu, proses tenun dan rajut dilakukan dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang diciptakan oleh Daalennoord di tahun 1926.
Industri ini kemudian kian berkembang di tahun 1970-1985 dengan masuknya investasi Jepang ke berbagai industri di Indonesia, termasuk tekstil. Sejak saat itu, industri ini kian berkembang secara domestik dan juga mancanegara karena kualitas produk yang dihasilkan dengan harga terjangkau.
Meski demikian, beberapa tahun belakangan ini industri tekstil Indonesia mengalami kemunduran akibat banyaknya produk tekstil luar negeri yang masuk, terutama dari Tiongkok. Masuknya produk tekstil dari Tiongkok menyebabkan perlahan komoditas tekstil buatan lokal tidak bisa bersaing dengan harga murah dan juga banyaknya volume yang masuk. Hal ini tentu saja berbahaya bagi industri lokal, karena dapat mematikan perusahaan tekstil asli Indonesia.
Berdasarkan data yang dilansir dari platform data perdagangan terpercaya TradeInt, diketahui jumlah transaksi industri tekstil dari Tiongkok yang masuk Indonesia sejak 2023 hingga 2024 mencapai US$ 221,582,380 atau setara dengan hampir Rp 3,7 Triliun. Transaksi yang tercatat sepanjang 2023 hingga 2024 ini juga memiliki keseluruhan bobot hingga 70,5 juta kilogram.
Mesin dan Alat Listrik
Selain industri tekstil, Indonesia juga banyak mengimpor mesin serta peralatan listrik dari Amerika Serikat. Penetapan tarif resiprokal 32% oleh Donald Trump tentu akan mempengaruhi komoditas mesin dan alat listrik yang diimpor dari Amerika serikat.

Kebutuhan impor Indonesia akan komoditas mesin dan alat listrik sendiri bukan tanpa alasan. Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam, negara ini masih kekurangan sumber daya manusia ahli yang bisa mengubah sumber daya tersebut lebih lanjut. Produk mesin dan alat listrik dari Amerika Serikat juga dikenal akan kualitas dan ketahanannya yang baik, sehingga banyak digunakan perusahaan Indonesia.
Diketahui dari platform Tradeint, total kuantitas penjualan produk mesin dan alat listrik yang masuk dari Amerika Serikat ke Indonesia sepanjang tahun 2023-2024 mencapai 2,3 miliar kilogram dengan total nominal sebesar US$ 397,938,347.
Daftar Perusahaan Indonesia yang Melakukan Impor Mesin dan Alat Listrik dari AS
Nama Perusahaan | Kuantitas | Nominal (USD) |
PT Magna Sardo | 342.81 KG | 213,936 |
PT Synergindo Guna Jaya | 132.2 KG | 91,166 |
PT Tanso Putra Asia | 2,090,061 KG | 392,792 |
PT Parker Hannifin Indonesia | 5,738 KG | 487,817 |
PT Amman Mineral Nusa Tenggara | 2,805 KG | 187,076 |
Sumber: Platform TradeInt
Produk Kimia
Industri lain yang terkena dampak dari penetapan tarif resiprokal AS adalah produk kimia. Industri kimia di Indonesia sendiri juga turut berkembang karena banyaknya kebutuhan masyarakat akan produk-produk kimia yang kemudian diolah menjadi produk rumah tangga. Beberapa diantaranya seperti pasta gigi, deterjen, obat-obatan serta barang pembersih.

AS sendiri menjadi salah satu negara pengekspor produk kimia terbesar ke Indonesia, karena kualitas produk yang dimiliki. Meski demikian, hal ini cukup disayangkan berbagai pihak terkait karena Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya alam maupun manusia yang dapat memenuhi kebutuhan produk kimia. Namun, dikarenakan kurangnya pengembangan dan juga pembangunan industri menyebabkan kebutuhan produk kimia Indonesia harus dipenuhi dari luar negeri.
Diketahui dari platform TradeInt, total kuantitas penjualan sepanjang 2023-2024 adalah 2,47 juta kilogram dengan total nominal mencapai US$ 8,6 juta.
Daftar Perusahaan Indonesia yang Melakukan Impor Produk Kimia dari AS
Nama Perusahaan | Kuantitas | Nominal (USD) |
Entek Separindo Asia | 1,827,630 KG | 2,679,880 |
PT Anixter Indonesia | 1,487 KG | 1,337,658 |
PT Megatech Indotama | – | 28,140 |
PT Bina Arta | 150,840 KG | 493,190 |
Hensan Bersama Sukses | 55,459 KG | 125,937 |
Sumber: Platform TradeInt
Kebijakan Presiden AS Donald Trump dalam menaikkan tarif barang impor tentu saja akan berakibat pada ketidakstabilan ekonomi dunia, mengingat bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu negara terbesar di dunia. Tidak hanya mempengaruhi pelaku usaha yang melakukan ekspor, industri impor tentunya juga akan terpengaruh akan keputusan finansial ini.
Salah satu kekhawatiran utama dari implementasi kebijakan ini adalah semakin banyaknya komoditas luar negeri yang masuk ke dalam pasar Indonesia seperti barang dari Tiongkok, yang dapat mematikan produksi UMKM lokal. UMKM nantinya tidak dapat bersaing dengan produk impor karena harga komoditas impor yang tentunya lebih murah.
Pemilik bisnis kini harus melakukan perhitungan risiko dengan lebih baik untuk meminimalisir terjadinya kerugian akibat keadaan geopolitik yang tidak menentu.
Untuk melakukan perhitungan risiko yang komprehensif, tentu dibutuhkan informasi terbaru dan terpercaya terkait aktivitas dagang dunia.
Untuk menghadapi masalah tersebut, Trade Intelligence Indonesia hadir untuk membantu Anda. Dengan produk TradeInt dari Trade Intelligence Indonesia, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi perdagangan internasional penting, untuk pengambilan keputusan yang lebih terpercaya.
Platform TradeInt hadir dengan berbagai fitur fungsional yang mudah digunakan seperti informasi detail dari Bill of Lading (B/L), informasi pengiriman barang dari seluruh pelabuhan di dunia, hingga data ekspor impor komoditas produk tertentu. Semua informasi yang tersedia di TradeInt juga didapatkan dari sumber terpercaya dan rutin diperbarui.
Ingin tahu bagaimana Trade Intelligence Indonesia bisa membantu bisnis Anda lebih jauh? Hubungi kami untuk dapatkan demo gratis secara langsung dengan tim kami!