Era globalisasi menghasilkan munculnya berbagai inovasi baru, salah satu yang paling revolusioner adalah Artificial Intelligence atau AI. Pada saat kemunculannya, AI banyak dibilang sebagai teknologi yang dapat merubah cara kerja manusia untuk berbagai hal, tidak terkecuali dalam melakukan perdagangan internasional.
Untuk menjamin bahwa penggunaan AI dalam perdagangan internasional tidak digunakan untuk hal merugikan, maka beberapa pihak seperti organisasi internasional merasa perlu untuk memiliki pedoman penggunaan AI. Hal ini sendiri diinisiasi oleh APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation).
APEC sendiri merupakan sebuah forum internasional yang beranggotakan 21 negara disekitaran lingkar Pasifik. Forum kerjasama ekonomi Asia-Pasifik ini pertama kali didirikan pada tahun 1989 berdasarkan usulan dari Perdana Menteri Australia yakni Bob Hawke untuk diadakannya forum kerja sama ekonomi Asia-Pasifik yang lebih efisien dan efektif.
Kini, APEC memiliki kantor utama di Singapura dan aktif melakukan pertemuan setiap tahunnya dengan bergilir di negara-negara keanggotaan APEC. Sebagai salah satu forum ekonomi dunia dengan keanggotaan negara berkembang dan besar, wajar rasanya jika APEC memulai pembicaraan terkait pengaturan penggunaan AI dalam perdagangan internasional.
Standarisasi Penggunaan AI dalam Perdagangan Internasional oleh APEC
Pembicaraan awal standarisasi penggunaan AI sebenarnya dimulai oleh APEC Sub-Committee on Standards and Conformance (SCSC) yang berperan untuk melakukan harmonisasi pada aktivitas perdagangan internasional dengan mengurangi hambatan teknis dan membangun kerja sama kooperatif antar negara anggota APEC.

Ramainya penggunaan AI dalam perdagangan internasional membuat APEC merasakan pentingnya keberadaan pedoman untuk memastikan bahwa teknologi canggih ini digunakan untuk memperlancar alur perdagangan internasional, dan bukan sebaliknya. Dalam rangkaian acara APEC AI Standards Forum Conference yang akan diadakan pada Agustus 2025 ini, SCSC mengharapkan bahwa setiap negara dapat menyampaikan opini dan juga wawasan terkait AI yang nantinya akan digunakan untuk membuat kerangka regulasi dan sistem sertifikasi dalam AI.
Dr Byung Goo Kang selaku Chair of the APEC Sub-Committee on Standards and Conformance menegaskan bahwa standarisasi penggunaan AI ini diharapkan bisa menekankan pentingnya kolaborasi AI internasional antar negara, untuk saling bekerja sama menetapkan keselarasan teknis guna meningkatkan kepercayaan dan juga keamanan dari sistem AI yang akan digunakan.
Pelaksanaan APEC AI Standards Forum Conference
Dalam rangkaian acara APEC AI Standards Forum Conference, negara anggota APEC akan bertukar ilmu, pengetahuan dan juga praktik terbaik guna melakukan standarisasi AI, meningkatkan interoperabilitas (kemampuan interaksi antar aplikasi) dan juga membangun jaringan ahli profesional AI untuk mendorong penggunaan teknologi canggih ini yang lebih aman dan juga bertanggung jawab.

Tidak hanya melakukan standarisasi penggunaan AI dalam perdagangan internasional, APEC juga tengah mengembangkan program networking guna mengumpulkan para ahli profesional AI yang nantinya berperan untuk mengembangkan sistem AI yang telah dibuat. Dengan adanya program networking serta penguatan kerja sama perihal standarisasi teknologi canggih, usaha ini diharapkan bisa mendorong ekonomi negara anggota APEC dengan lebih maksimal.
Nantinya juga akan ada panel khusus untuk membahas topik terkait lebih lanjut seperti Mutual Recognition Agreements (MRAs) guna mengetahui pengaruh dari transformasi digital pada standar pengembangan yang telah dilakukan oleh negara anggota APEC.
APEC AI Standards Forum Conference tidak hanya fokus terhadap penggunaan AI, tapi juga mendorong pembicaraan lebih lanjut terkait transisi pada teknologi rendah karbon serta adopsi renewable energy (energi yang berasal dari alam). Nantinya, pertemuan akan mengeksplorasi cara untuk menyesuaikan standar penggunaan renewable energy, memperbesar inisiatif pengurangan karbon serta meningkatkan rangkaian sertifikasi pada teknologi clean energy.
Dengan adanya pedoman serta arahan penggunaan AI dalam aktivitas perdagangan internasional, diharapkan negara anggota APEC termasuk Indonesia bisa melakukan aktivitas ekspor-impor dengan lebih teratur dan juga efisien. Kehadiran AI diharapkan bisa membantu prosedur dan proses perdagangan global jadi lebih mudah serta pintar, bukan sebaliknya.
Tertarik untuk memperbesar cakupan usaha Anda ke luar negeri namun bingung harus mulai darimana? Trade Intelligence Indonesia hadir untuk membantu Anda. Dengan produk TradeInt dari Trade Intelligence Indonesia, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi perdagangan internasional penting, untuk pengambilan keputusan yang lebih terpercaya.
Platform TradeInt hadir dengan berbagai fitur fungsional yang mudah digunakan seperti informasi detail dari Bill of Lading (B/L), informasi pengiriman barang dari seluruh pelabuhan di dunia, hingga data ekspor impor komoditas produk tertentu. Semua informasi yang tersedia di TradeInt juga didapatkan dari sumber terpercaya dan rutin diperbarui.
Ingin tahu bagaimana Trade Intelligence Indonesia bisa membantu bisnis Anda lebih jauh? Hubungi kami untuk dapatkan demo gratis secara langsung dengan tim kami!