Tidak hanya dikenal sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia. Hasil pertanian Indonesia telah banyak digunakan dan diolah oleh negara lain di dunia.
Meski demikian, pemerintah Indonesia bertekad untuk mengembangkan program hilirisasi pertanian guna meningkatkan nilai tambah, melakukan pengelolaan dan pemasaran yang lebih efektif, meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, hingga memberikan kontribusi nyata untuk kesejahteraan petani.
Walaupun begitu, program hilirisasi pertanian Indonesia ini mungkin belum diketahui dan dipahami oleh banyak lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, TradeInt kini hadir dengan informasi penting terkait program hilirisasi pertanian Indonesia untuk tingkatkan transformasi perdagangan dan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan sektor pertanian
Sektor pertanian umumnya merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling banyak diandalkan negara berkembang, termasuk Indonesia. Dilansir dari siaran pers Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada Oktober 2024 silam, sektor pertanian menyumbang 13.78% atau menjadi kontributor kedua terbesar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada triwulan II-2024. Meski demikian, nilai pertumbuhan sektor ini hanya 3.25% dan masih berada di bawah target pertumbuhan sektor pertanian di 2024 yakni 3.4-3.8%.
Sektor ini sendiri memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Sebagai contohnya, pertumbuhan populasi di negara berpendapatan rendah seperti Afrika Sub Sahara yang mencapai 2.4% per tahun diduga dapat hadir sebagai pasar baru untuk ekspor komoditas pertanian Indonesia.
Selain itu, tren impor produk pertanian global yang tumbuh 4.8% pada periode 2018-2029 juga membuka peluang besar bagi produk pertanian Indonesia untuk memasuki pasar internasional.
Kebijakan yang diambil
Melihat berbagai peluang besar yang belum diambil Indonesia, Kementerian Perdagangan mengambil beberapa kebijakan untuk meningkatkan pangsa ekspor Indonesia di pasar global. Diantaranya seperti:
- Penguatan diplomasi perdagangan untuk daya saing serta penguatan pengembangan produk dan pasar ekspor.
- Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi, ekspansi pasar global dengan e-commerce, substitusi impor bahan baku
- Penguatan regulasi di sektor perdagangan untuk merespon isu perdagangan hijau dan berkelanjutan
Meski demikian, pemerintah juga menyatakan memerlukan kolaborasi untuk menghadapi tantangan terkait isu lingkungan yang bisa berpengaruh pada sektor perdagangan pertanian. Diantaranya seperti fenomena El Nino, kebijakan European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR) serta isu pertanian berkelanjutan.
Tidak hanya itu, Kementerian Perdagangan juga perlu mengadaptasi tenologi dalam upaya meningkatkan efisiensi serta produktivitas sektor pertanian. Contohnya seperti penerapan perdagangan digital lintas batas, yang memungkinkan pelaku usaha mendapatkan akses lebih luas ke pasar global.
Satu tantangan lain yang tidak kalah penting adalah situasi geopolitik dan preferensi perdagangan dengan negara mitra (friendshoring). Tantangan yang dimaksud seperti larangan ekspor dan impor dan juga kebijakan tarif bea masuk yang dapat mempengaruhi daya saing produk pertanian Indonesia.
Hal ini menjadi tantangan penting dan isu strategis, karena Presiden Soekarno juga pernah menyampaikan bahwa kedaulatan negara bergantung pada ketahanan pangan yang dimiliki.
Program hilirisasi pertanian Indonesia
Sebagaimana yang kita ketahui, produk olahan pertanian Indonesia juga memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, yang juga bisa diandalkan pada perdagangan internasional. Oleh sebab itu, hilirisasi pertanian Indonesia menjadi salah satu fokus penting untuk bisa meningkatkan transformasi perdagangan. Potensi besar dari sektor ini mencakup pasar global yang semakin peduli dengan produk berbasis kesehatan, keberlanjutan (sustainability) serta berkualitas tinggi.
Minyak sawit, kakao dan kopi merupakan tiga produk ekspor andalan Indonesia yang jika diolah lebih lanjut, memiliki nilai jauh lebih besar dibanding nilai produk mentahnya saja. Pemilik bisnis dan pelaku UMKM diharapkan bisa memberikan nilai tambah pada produk mentah yang mereka ekspor, sehingga dapat menguntungkan perekonomian Indonesia dan juga meningkatkan kesejahteraan seluruh pihak yang terkait dalam proses dagangnya.
Program hilirisasi pertanian Indonesia diharapkan bisa menjadi langkah awal pemerintah untuk hadirkan transformasi perdagangan dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bisnis dan UMKM lokal kemudian diharapkan bisa mengembangkan produk mereka guna menumbuhkan angka ekspor Indonesia.
Namun, pemilik bisnis baru yang ingin memperbesar cakupan mereka ke luar negeri tentunya akan bingung harus memulai dari mana. Banyaknya pilihan negara serta data ekspor impor yang sulit dimengerti membuat pemilik bisnis harus melakukan riset dalam agar tidak salah langkah. Di saat seperti ini, dibutuhkan platform data perdagangan internasional yang bisa membantu Anda menganalisis dan mengetahui riwayat dan histori perdagangan internasional untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Trade Intelligence Indonesia hadir untuk membantu Anda! Platform kami yakni TradeInt memiliki berbagai fitur fungsional yang mudah digunakan. Beberapa diantaranya seperti riwayat Bill of Lading (B/L), data ekspor impor hampir seluruh negara di dunia hingga data pengiriman dari berbagai pelabuhan dunia.
Ingin tahu bagaimana Trade Intelligence Indonesia bisa membantu bisnis Anda berkembang lebih pesat? Hubungi kami untuk dapatkan demo gratis secara langsung dengan tim kami!
